Ketika saya masih mengenakan baju putih dan celana pendek berwarna merah, kurang lebih sembilan tahun lalu, hanya ada beberapa klub yang saya tahu. Selain klub kesayangan saya, AC Milan merupakan tim lain yang saya kenal. Alasannya adalah karena tim saya dihentikan langkahnya di UEFA Champions League oleh tim merah-hitam ini. Semenjak itu, saya mendukung semua lawan Milan. Sampai-sampai sayapun akhirnya mendukung Liverpool pada partai final. Maklum, namanya juga anak kecil.
However, semenjak itu pula saya mengetahui bahwa AC Milan diisi oleh berbagai pemain hebat. Mulai dari kuartet bek Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Jaap Stam, dan Cafu, lalu berlanjut ke Gennaro Gatusso, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf, dan Kaka sebagai penghuni posisi berlian. Di lini depan mereka memiliki Hernan Crespo dan Andriy Shevchenko plus Jon Dahl Tommason yang ketika itu dianggap sebagai bomber pemain pengganti.
Memang pemain I Rossoneri bukan hanya mereka saja. Semenjak berdiri di tahun 1899, entah sudah berapa pemain yang pernah berseragam merah-hitam khas mereka. Ini berarti tentu ada begitu banyak pemain hebat lain dari eranya masing-masing. Namun tentu saja seperti biasa, saya hanya boleh memilih 10 nama.
1. Gunnar Nordahl

Ya, pemai tersebut adalah Gunnar Nordhal, pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Il Diavolo dengan 226 gol dari 257 pertandingan. Kalau anda pernah membaca artikel saya yang berjudul “10 Pemain Terbaik Serie A Sepanjang Masa”, maka anda akan temukan namanya tertera disana. Bagaimana tidak? Ia adalah satu-satunya pemain asing yang mampu mencetak lebih dari 200 gol di divisi teratas sepakbola Italia tersebut.
Saya memang tidak akan mengada-ada dengan mengatakan pergerakannya cepat, sentuhannya lembut, gerakannya cepat, dan bla bla bla. Saya bahkan sulit untuk mendeskripsikan kemampuannya jika menyaksikan dari youtube. Namun yang jelas akan cukup aneh jika peraih lima capocannoniere dalam tempo enam musim ini tidak masuk ke dalam daftar ini
2. Gianni Rivera

Pengabdiannya tersebut tentu berbuah manis. Ia adalah penghuni peringkat keempat dalam daftar pemain dengan caps terbanyak AC Milan. Bisa mendapatkan kesempatan bermain sebanyak itu pasti berarti ia memiliki skill yang tidak biasa. Bahkan ketika masa jayanya, ia dijuluki sebagai The Golden Boy.
Bersama AC Milan, ia menyumbang tiga gelar Serie A, lima gelar Coppa Italia, dan dua gelar UEFA Champions League. Pemain yang mendapatkan Ballon d’Or pada tahun 1969 ini juga merupakan bagian dari tim nasional Italia ketika pertama kali menjuarai EURO.
3. Franco Baresi

Enam gelar Serie A, empat gelar Coppa Italia, tiga gelar UEFA Champions League, dan dua gelar Serie B membuktikan betapa besar perannya dalam membangun kejayaan AC Milan baik dalam keadaan susah ataupun senang. Kesetiannya tersebut terbayar dengan 719 kali kesempatan bermain. Dalam jangka 20 tahun bermain bagi I Rossoneri, ia menghabiskan 15 tahun mengenakan ban kapten.
Kemampuan, karisma, jiwa kepemimpinan, dan pengaruhnya di AC Milan mungkin dapat tergambarkan apabila anda mengetahui bahwa tim sekota Internazionale Milan ini “mempensiunkan” baju bernomor punggung enam, yang dimana adalah nomor punggung Baresi.
4. Marco Van Basten

Berhubung saya tidak pernah menyaksikannya bermain, maka saya lebih sering mendengar tentang karirnya yang singkat akibat cedera. Namun demikian, saya juga tahu bahwa pemain yang mencetak 124 gol bagi AC Milan ini telah memberikan tiga gelar Serie A dan dua gelar UEFA Champions League.
Yang lebih menghebatkankan lagi, dalam tujuh tahun karirnya berseragam AC Milan, ia meraih begitu banyak gelar pribadi. Mulai dari dua kali Capocannoniere, satu kali FIFA World Player of the Year, hingga tiga kali Ballon d’Or.
5. Ruud Gullit

Jauh sebelum rambut berantakan Carles Puyol dijadikan bahan bercandaan, rambut Gullit sudah terlebih dahulu menjadi “tren” anak muda. Sejalan dengan itu, kemampuannya di lapangan berbicara jauh lebih banyak. Ia adalah pemain serba bisa dan memiliki insting mencetak gol yang cukup tinggi. Ini terlihat dari total 56 gol yang ia cetak selama 171 kali membela AC Milan.
Sama hal nya dengan Van Basten, ia juga menyumbangkan tiga gelar Serie A dan dua gelar UEFA Champions League. Jangan lupa juga kalau sebelum rekan senegaranya tersebut meraih Ballon d’Or dua kali berturut-turut, Gullit lah yang meraih penghargaan tersebut.
6. Andriy Shevchenko

Datang pada tahun 1999 dengan mahar sebesar 25 juta EURO, ia langsung menjadi idola public San Siro dengan gol demi gol yang ia ciptakan. Dari semua gol tersebut, jelas gol nya ke gawang Juventus pada final UEFA Champions League di tahun 2003 adalah yang paling istimewa.
Satu-satunya kesalahan dalam karirnya adalah menerima pinangan Roman Abramovich untuk pindah ke Chelsea. Seandainya ia tidak pindah, barangkali ia akan memenangkan lebih banyak gelar dan sangat mungkin memecahkan rekor gol Gunnar Nordahl. Meski demikian, tetap saja namanya akan selalu identik sebagai pencetak gol tajam dari AC Milan.
7. Kaka

Pemain yang didatangkan dari Sao Paolo dengan harga “hanya” 8.5 juta EURO ini memang dari awal sudah memperlihatkan prospek yang cerah. Perlahan tapi pasti, ia menggeser posisi Rui Costa sebagai attacking midfielder AC Milan.
Berbagai penghargaan pribadi pun pernah didapatkan oleh pemain yang dapat dikatakan “sendirian” membawa AC Milan menjuarai UCL tahun 2007 ini. Tiga kali Serie A Foreign Footballer of the Year, tiga kali Serie A Footballer of the Year, dan satu Ballon d’Or menjadi bukti sahih betapa hebatnya Kaka ketika masih membela panji-panji I Diavolo.
8. Alessandro Costacurta

Hanya mencetak tiga gol sepanjang karirnya bersama AC Milan tidak membuat dirinya lantas dibenci oleh public San Siro. Justru dirinya dicintai oleh karena permainan lugasnya menjaga pertahanan Il Diavolo. Menjadi bagian dalam sejarah emas Milan, ia turut menyumbang tujuh Serie A dan lima UEFA Champions League.
9. Zvonimir Boban

Well anyway, Boban bisa dibilang merupakan salah satu attacking midfielder terbaik dunia ketika masa jayanya. Ia mengontrol lini penyerangan AC Milan dengan begitu luar biasa. Kecepatan maupun visinya dalam memberikan operan patut mendapatkan apresiasi. Bersama I Rossoneri, ia berhasil menjuarai empat kali Serie A dan satu UEFA Champions League.
Hanya ada dua hal yang mengecewakan dalam karir Boban di Milan. Pertama, ia harus pergi setelah tergeser oleh Rui Costa sehingga akhirnya sedikit terlupakan oleh Milanisti sampai sekarang. Kedua, ia belum sempat menolong Milanisti yang sedang terlibat perkelahian dengan polisi di Milan.
10. Paolo Maldini

[sumber ; bolatotal | kontributor : Evans Edgar Simon, Jumat, 12/07/2013 10:14]
0 komentar:
Posting Komentar