Senin, 04 Mei 2015

Bulan Depan, AC Milan Pindah Tangan



Negosiasi penjualan klub AC Milan oleh Silvio Berlusconi kepada pengusaha Thailand, Bee Taechaubol, sepertinya mulai mencapai titik terang. Bulan depan, Milan bakal berpindah tangan alias punya pemilik baru.

Bee mengklaim bahwa proses transaksi penjualan Milan akan rampung paling lambat dalam empat pekan ke depan.

Mr Bee berada di Italia sepanjang akhir pekan lalu untuk melanjutkan negosiasi. Saat ini, ia sudah kembali ke Thailand untuk merayakan hari ulang tahun putranya.

"Negosiasi dengan Milan seharusnya rampung dalam tiga atau empat pekan," ujar Bee, seperti dikutip dari Football Italia.

"Kami membahas soal masalah legal dengan pengacara-pengacara kami. Begitu kesepakatan tercapai, kami akan mulai mengorganisir kembali tim untuk meraih kemenangan. Saya belum bisa memberikan detailnya, karena yang pertama kami harus mencapai kesepakatan. Kami sedang tahap negosiasi," ia menambahkan.

Pada Minggu (3/5/15), muncul rumor bahwa Berlusconi mengadakan pertemuan dengan pengusaha asal Tiongkok, Richard Lee.

Meski demikian, sang presiden secara resmi mengatakan bahwa tidak ada negosiasi dengan pengusaha asal Tiongkok.


- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2201265/bulan-depan-ac-milan-pindah-tangan#sthash.QtsUpfId.dpuf

Milan Kalah Lagi, Inzaghi Kehabisan Kata




Kekalahan AC Milan dari Napoli membuat Filippo Inzaghi kehabisan kata-kata melihat performa timnya. Ia menyebut kartu merah di awal laga sangat mempengaruhi permainan I Rossoneri.

Bertandang ke San Paolo, Senin (4/5/2015) dini hari WIB, Milan harus bermain dengan sepuluh orang sejak menit pertama setelah Mattia De Sciglio dihadiahi kartu merah langsung usai melanggar Marek Hamsik di kotak penalti.

Beruntung eksekusi penalti Gonzalo Higuain berhasil digagalkan Diego Lopez. Kalah jumlah pemain, I Rossoneri sebenarnya mampu meredam serangan Napoli hingga pertengahan babak kedua.

Sayangnya, konsentrasi mereka pecah dan harus kemasukan tiga gol dalam rentang enam menit masing-masing dicetak Marek Hamsik (70'), Gonzalo Higuain (74') serta Manolo Gabbiadini (76').

Kekalahan tersebut menjadi yang ketiga secara beruntun bagi Il Diavolo Rosso. Sebelumnya mereka kalah dari Udinese (2-1) serta Genoa (1-3).

"Saya minta maaf atas nama tim, karena kami telah memberikan yang kami bisa selama 70 menit dan kami benar-benar terpengaruh dengan kartu merah langsung di awal laga," kata pelatih 41 tahun itu kepada Skysport Italia.

"Saya tidak bisa berkata apapun tentang sikap tim saya dalam beberapa pertandingan terakhir. Kemasukan gol pertama merupakan pukulan telak bagi kami dan setelahnya kami tertunduk lesu," ia menutup.

Dengan hasil minor ini, posisi Milan melorot ke urutan ke-11 dengan mengemas nilai 43 dari 34 pertandingan. Peluang mereka untuk lolos ke kancah Eropa musim depan semakin tipis karena berselisih sembilan angka dari Fiorentina di urutan kelima.[yob]

Sumber: Football-Italia - See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2201173/milan-kalah-lagi-inzaghi-kehabisan-kata#sthash.GNwmfzIH.dpuf

Jumat, 17 April 2015

Bonaventura Anggap Derbi Milan Terasa Aneh



Milan menempati posisi kesepuluh dan Inter berada pada peringkat sembilan klasemen sementara Serie A. Gelandang 25 tahun ini mengaku tak terbiasa melihat pertandingan derbi musim ini menjadi laga papan tengah.
"Rasanya aneh. Beberapa tahun yang lalu pertandingan ini dimainkan kedua tim di posisi atas klasemen liga," kata Bonaventura dikutip dari Football-Italia.
"Tapi, ini konteks kami pada musim ini. Pertandingan ini masih merupakan hal penting bagi kami dan salah satu yang kami persiapkan dengan tepat," ujar pemain asal Italia itu.
Bonaventura sampai saat ini sudah menorehkan empat gol dalam 27 penampilannya bersama I Rossoneri. Ia sebelumnya bermain di Atalanta dan baru bergabung bersama Milan pada September 2014.

#ggintersport

Kamis, 16 April 2015

10 Pemain Terbaik AC Milan Sepanjang Masa



Ketika saya masih mengenakan baju putih dan celana pendek berwarna merah, kurang lebih sembilan tahun lalu, hanya ada beberapa klub yang saya tahu. Selain klub kesayangan saya, AC Milan merupakan tim lain yang saya kenal. Alasannya adalah karena tim saya dihentikan langkahnya di UEFA Champions League oleh tim merah-hitam ini. Semenjak itu, saya mendukung semua lawan Milan. Sampai-sampai sayapun akhirnya mendukung Liverpool pada partai final. Maklum, namanya juga anak kecil.
However, semenjak itu pula saya mengetahui bahwa AC Milan diisi oleh berbagai pemain hebat. Mulai dari kuartet bek Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Jaap Stam, dan Cafu, lalu berlanjut ke Gennaro Gatusso, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf, dan Kaka sebagai penghuni posisi berlian. Di lini depan mereka memiliki Hernan Crespo dan Andriy Shevchenko plus Jon Dahl Tommason yang ketika itu dianggap sebagai bomber pemain pengganti.
Memang pemain I Rossoneri bukan hanya mereka saja. Semenjak berdiri di tahun 1899, entah sudah berapa pemain yang pernah berseragam merah-hitam khas mereka. Ini berarti tentu ada begitu banyak pemain hebat lain dari eranya masing-masing. Namun tentu saja seperti biasa, saya hanya boleh memilih 10 nama.
1. Gunnar Nordahl
"Well he can double that number, and then add another 26, then, and just then, he has passed Il Canoniere,” adalah sebuah kalimat yang dilontarkan seorang Milanisti ketika Andriy Shevchenko mencetak gol ke-100 nya di Serie A. Lalu siapa pemain yang mendapatkan julukan Il Canoniere tersebut?
Ya, pemai tersebut adalah Gunnar Nordhal, pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Il Diavolo dengan 226 gol dari 257 pertandingan. Kalau anda pernah membaca artikel saya yang berjudul “10 Pemain Terbaik Serie A Sepanjang Masa”, maka anda akan temukan namanya tertera disana. Bagaimana tidak? Ia adalah satu-satunya pemain asing yang mampu mencetak lebih dari 200 gol di divisi teratas sepakbola Italia tersebut.
Saya memang tidak akan mengada-ada dengan mengatakan pergerakannya cepat, sentuhannya lembut, gerakannya cepat, dan bla bla bla. Saya bahkan sulit untuk mendeskripsikan kemampuannya jika menyaksikan dari youtube. Namun yang jelas akan cukup aneh jika peraih lima capocannoniere dalam tempo enam musim ini tidak masuk ke dalam daftar ini
2. Gianni Rivera
Bersama dengan Giovanni Trapattoni, Gianni Rivera adalah tonggak awal kejayaan AC Milan di Eropa. Atau mungkin lebih tepatnya, ia adalah awal dimana I Rossoneri dikenal sebagai salah satu kekuatan besar di benua biru. Terlebih lagi ia menghabiskan 19 tahun berseragam merah-hitam. Sebuah masa bakti yang luar biasa ketika masa itu.
Pengabdiannya tersebut tentu berbuah manis. Ia adalah penghuni peringkat keempat dalam daftar pemain dengan caps terbanyak AC Milan. Bisa mendapatkan kesempatan bermain sebanyak itu pasti berarti ia memiliki skill yang tidak biasa. Bahkan ketika masa jayanya, ia dijuluki sebagai The Golden Boy.
Bersama AC Milan, ia menyumbang tiga gelar Serie A, lima gelar Coppa Italia, dan dua gelar UEFA Champions League. Pemain yang mendapatkan Ballon d’Or pada tahun 1969 ini juga merupakan bagian dari tim nasional Italia ketika pertama kali menjuarai EURO.
3. Franco Baresi
Melihat Franco Baresi bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno dua tahun silam bersama AC Milan Glorie, rasanya ada yang “aneh” dari permainannya. Meski ketika itu ia sudah berumur 51 tahun, namun tetap saja para pemain depan kita seperti Ricky Yakobi dan Rochy Putiray terlihat sangat kesuliatn untuk melewati penjagaannya. Saya pun berpikir apa jadinya jika ketika itu Baresi masih dalam masa jayanya.
Enam gelar Serie A, empat gelar Coppa Italia, tiga gelar UEFA Champions League, dan dua gelar Serie B membuktikan betapa besar perannya dalam membangun kejayaan AC Milan baik dalam keadaan susah ataupun senang. Kesetiannya tersebut terbayar dengan 719 kali kesempatan bermain. Dalam jangka 20 tahun bermain bagi I Rossoneri, ia menghabiskan 15 tahun mengenakan ban kapten.
Kemampuan, karisma, jiwa kepemimpinan, dan pengaruhnya di AC Milan mungkin dapat tergambarkan apabila anda mengetahui bahwa tim sekota Internazionale Milan ini “mempensiunkan” baju bernomor punggung enam, yang dimana adalah nomor punggung Baresi.
4. Marco Van Basten
Saya belum lahir ketika AC Milan dibawah arahan Arrigo Sacchi menguasai Eropa dengan pasukan trio Belanda. Tetapi dengan banyak membaca, saya tahun bahwa Marco Van Basten adalah salah satu kunci kekuatan Milan ketika itu. Bukan hanya itu saja, banyak penjelasan-penjelasan yang menegaskan bahwa Van Basten adalah salah satu pemain terbaik yang pernah ada di dunia.
Berhubung saya tidak pernah menyaksikannya bermain, maka saya lebih sering mendengar tentang karirnya yang singkat akibat cedera. Namun demikian, saya juga tahu bahwa pemain yang mencetak 124 gol bagi AC Milan ini telah memberikan tiga gelar Serie A dan dua gelar UEFA Champions League.
Yang lebih menghebatkankan lagi, dalam tujuh tahun karirnya berseragam AC Milan, ia meraih begitu banyak gelar pribadi. Mulai dari dua kali Capocannoniere, satu kali FIFA World Player of the Year, hingga tiga kali Ballon d’Or.
5. Ruud Gullit
Sebagai bagian dari trio Belanda yang dibangun oleh Arrigo Sacchi dengan kekuatang uang Silvio Berlusconi, rasanya sangat sulit bagi saya untuk tidak memasukkan Ruud Gullit kedalam daftar ini. Datang bersama dengan Marco Van Basten di tahun 1987, ia langsung menjadi pemain inti yang tak dapat tergantikan.
Jauh sebelum rambut berantakan Carles Puyol dijadikan bahan bercandaan, rambut Gullit sudah terlebih dahulu menjadi “tren” anak muda. Sejalan dengan itu, kemampuannya di lapangan berbicara jauh lebih banyak. Ia adalah pemain serba bisa dan memiliki insting mencetak gol yang cukup tinggi. Ini terlihat dari total 56 gol yang ia cetak selama 171 kali membela AC Milan.
Sama hal nya dengan Van Basten, ia juga menyumbangkan tiga gelar Serie A dan dua gelar UEFA Champions League. Jangan lupa juga kalau sebelum rekan senegaranya tersebut meraih Ballon d’Or dua kali berturut-turut, Gullit lah yang meraih penghargaan tersebut.
6. Andriy Shevchenko
Tidak sulit untuk memutuskan apakah Andriy Shevchenko akan masuk ke dalam daftar ini atau tidak. Bahkan sebenarnya, saya sama sekali tidak mempertimbangkan hal tersebut. Bagaimana tidak? Ia adalah pencetak gol terbanyak kedua dengan 175 gol sepanjang sejarah AC Milan berdiri.
Datang pada tahun 1999 dengan mahar sebesar 25 juta EURO, ia langsung menjadi idola public San Siro dengan gol demi gol yang ia ciptakan. Dari semua gol tersebut, jelas gol nya ke gawang Juventus pada final UEFA Champions League di tahun 2003 adalah yang paling istimewa.
Satu-satunya kesalahan dalam karirnya adalah menerima pinangan Roman Abramovich untuk pindah ke Chelsea. Seandainya ia tidak pindah, barangkali ia akan memenangkan lebih banyak gelar dan sangat mungkin memecahkan rekor gol Gunnar Nordahl. Meski demikian, tetap saja namanya akan selalu identik sebagai pencetak gol tajam dari AC Milan.
7. Kaka
Sangat sulit bagi saya yang tim nya menjadi korban bully-an Ricardo Kaka di babak semifinal UEFA Champions League 2007 untuk tidak memasukkan namanya ke dalam daftar ini. Apalagi, saya juga tahu bahwa keputusannnya hijrah ke Real Madrid lebih didasari sebagai kecintaannya bagi AC Milan. Ia pergi agar I Rossoneri terhindar dari kebangkrutan.
Pemain yang didatangkan dari Sao Paolo dengan harga “hanya” 8.5 juta EURO ini memang dari awal sudah memperlihatkan prospek yang cerah. Perlahan tapi pasti, ia menggeser posisi Rui Costa sebagai attacking midfielder AC Milan.
Berbagai penghargaan pribadi pun pernah didapatkan oleh pemain yang dapat dikatakan “sendirian” membawa AC Milan menjuarai UCL tahun 2007 ini. Tiga kali Serie A Foreign Footballer of the Year, tiga kali Serie A Footballer of the Year, dan satu Ballon d’Or menjadi bukti sahih betapa hebatnya Kaka ketika masih membela panji-panji I Diavolo.
8. Alessandro Costacurta
Bagi mereka yang bukan penggemar AC Milan atau Serie A, nama Alessandro Costacurta memang tidak akan pernah sementereng Paolo Maldini, Franco Baresi, atau Mauro Tassotti. Namun demikian, tidak berarti pemain ini adalah pemain yang biasa-biasanya saja. Karena seandainya dirinya adalah pemain biasa, maka hampir tidak mungkin jumlah caps nya bersama I Rossoneri hanya kalah dari Franco Baresi dan Paolo Maldini.
Hanya mencetak tiga gol sepanjang karirnya bersama AC Milan tidak membuat dirinya lantas dibenci oleh public San Siro. Justru dirinya dicintai oleh karena permainan lugasnya menjaga pertahanan Il Diavolo. Menjadi bagian dalam sejarah emas Milan, ia turut menyumbang tujuh Serie A dan lima UEFA Champions League.
9. Zvonimir Boban
Cukup sulit bagi saya untuk memilih antar Zvonimir Boban, Andrea Pirlo, Alessandro Nesta, atau George Weah. Namun pada akhirnya, saya lebih memilih Boban untuk mengisi daftar ini. Mengapa demikian? Karena baik Pirlo, Nesta, ataupun Weah tidak memiliki kumis dan jenggot sekeren Boban. Titik.
Well anyway, Boban bisa dibilang merupakan salah satu attacking midfielder terbaik dunia ketika masa jayanya. Ia mengontrol lini penyerangan AC Milan dengan begitu luar biasa. Kecepatan maupun visinya dalam memberikan operan patut mendapatkan apresiasi. Bersama I Rossoneri, ia berhasil menjuarai empat kali Serie A dan satu UEFA Champions League.
Hanya ada dua hal yang mengecewakan dalam karir Boban di Milan. Pertama, ia harus pergi setelah tergeser oleh Rui Costa sehingga akhirnya sedikit terlupakan oleh Milanisti sampai sekarang. Kedua, ia belum sempat menolong Milanisti yang sedang terlibat perkelahian dengan polisi di Milan.
10. Paolo Maldini
Saya masih belum mau kehilangan posisi sebagai penulis di Bolatotal dengan tidak memasukkan nama Paolo Maldini ke daftar ini. Lagipula mungkin saya sudah gila jika tidak memasukkan sang kapten yang saat ini memegang rekor jumlah penampilan terbanyak bagi AC Milan. Ya semoga saja nanti anaknya bisa meneruskan nomor punggung tiga yang masih memasuki masa “istirahat”.

[sumber ; bolatotal | kontributor : Evans Edgar Simon, Jumat, 12/07/2013 10:14]

Jérémy Ménez Penerus Tradisi Penggedor Jala Lawan

Jérémy Ménez


Jika kemarin sempat ada berita mengenai kerinduan Ac Milan terhadap pemain sekaliber Van Basten, Shevchenko, dan Kaka' sebagai penggedor jala lawan Milan mungkin sesuatu yang lumrah, mengingat kontribusi ketiga pemain tersebut bagi kejayaan Ac Milan dimasa lampau. para fans mempunyai hak untuk mengklaim keadaan itu. 

Sepanjang sejarah Ac Milan mempunyai beberapa striker haus gol diantaranya adalah : 
  1. Gunnar Nordahl yang Mencetak 221 gol dari 268 penampilan [ 1949 - 1956 ] 
  2. Andriy Sevchenko yang Mencetak 175 gol dari 322 penampilan [ 1999 - 2006,2008 - 2009 ]
  3. Gianni Rivera yang Mencetak 164 gol dari 658 penampilan [ 1960 - 1979 ]
  4. Kose Altafini Mencetak 161 gol dari 246 penampilan [ 1958 - 1965 ] 
  5. Aldo Boffi Mencetak 131 gol dari 187 gol [ 1936 - 1945 ]

dari ke-lima pemain tersebut tentu tidak diragukan lagi kapasitas dan kontribusinya bagi Milan, namun dimasa sekarang ada nama Jérémy Ménez sebagai penerus tradisi penjebol gawang lawan bagi Ac Milan, Menez sudah mencetak 16 Gol dari 22 penampilannya di Seri-A bersama Milan. 

layakkah bila Jérémy Ménez disebut penerus tradisi penggedor jala lawan Milan? semuanya kami kembalikan kepada anda selaku milanisti. 

salam ACMILIS. {kontributor : Rufqi B.}

Pemilik Alibaba Siap Masuk Konsorsium Investor AC Milan


Pendiri Alibaba adalah Jack Ma, yang dikabarkan salah satu fans I Rossoneri dan siap ikut masuk konsorsium itu. Kelompok investor yang dipimpin oleh pengusaha minuman asal Negeri Tirai Bambu, Zong Quinghou, siap menawar saham mayoritas klub itu.
Mereka membutuhkan biaya sekitar 500 juta euro atau setara 6,9 triliun rupiah. Konsorsium ini juga merangkul Fu Yixiang, wakil presiden dari Italia-China Chamber of Commerce. Kabarnya mereka juga siap mengadakan pertemuan dengan keluarga Berlusconi dalam beberapa minggu mendatang.
Yixian dan Qinghou merupakan sekutu kuat, namun Jack Ma belum diketahui seberapa besar pengaruhnya, menurut Tuttosport. Yixiang menawarkan Presiden AC Milan sekarang, Silvio Berlusconi, jadi presiden kehormatan I Rossoneri jika saham mayoritas dikuasai konsorsium ini.
Sementara itu, tawaran lain dari pengusaha Bee Taechaubol juga masih jalan. Bee siap membuat konsorsium dari Thailand yang telah merencanakan untuk menunjuk legenda AC Milan, Paolo Maldini sebagai direktur teknis baru.
Artinya, AC Milan kini dalam buruan dua kekuatan konsorsium asal Asia. Tiongkok atau Thailand yang kini kabarnya bersaing keras. 

(ggintersport.com)

Rabu, 15 April 2015

Di Cari Kontributor Berita Ac Milan Indonesia Syndicate

yang suka nulis tentang Milan bisa gabung disini, dengan cara kirim e-mail yang menyatakan kesediaan untuk menjadi kontributor tulisan ACMILIS ke alamat eddyaisme@gmail.com




Abate Ingin Menang di Derby Della Madonnina untuk Milanisti


I Rossoneri akan menghadapi Internazionale (Inter) Milan di Giornata 31 Serie A. Derby della Madonnina kali ini sebenarnya kurang memiliki nilai lebih bagi kedua tim. Penyebabnya tak lain karena kedua tim sekota ini hampir tidak memiliki peluang berlaga di kompetisi Eropa musim depan.
"Derby ini akan tidak seperti beberapa tahun yang lalu. Tapi, kami tak akan mengendurkan motivasi kami dan kami ingin membawa kemenangan bagi para pendukung Milan," ujar Abate seperti dikutip dari Football-italia.
Abate juga mengakui Nerazzurri tidak mudah untuk ditaklukkan. Timnya akan mencoba bermain hati-hati saat menghadapi Inter terutama kepada dua striker mereka, Mauro Icardi dan Rodrigo Palacio, yang berbahaya di lini depan.
"Mereka tim yang bagus dengan pemain yang berkualitas. Barisan depan mereka memiliki penyerang yang berbahaya seperti Mauro Icardi dan Rodrigo Palcio. Kami akan berhati-hati kepada kedua strikernya," kata pemain asal Italia itu

El Shaarawy Sudah Pulih, Siap Kembali Bela Rossoneri Di Laga Derbi


Pemain berusia 22 tahun ini terus berusaha keluar dari permasalahan cedera yang dialaminya pada musim ini. Pemain tim nasional (timnas) Italia itu berharap bisa membela I Rossoneri kembali pada pertandingan tersisa di musim ini.
"Saya berharap kembali bermain dalam tiga minggu ke depan. Saya optimistis akan bermain akhir bulan ini dan berharap kami mendapatkan poin untuk lolos ke zona Eropa," kata El Shaarawy kepada Channel.
El Shaarawy juga meminta maaf kepada seluruh pendukung dan rekan setimnya karena dirinya kurang berkontribusi kepada tim. Penyerang timnas Italia itu juga mengungkapkan sulitnya keluar dari masalah cederanya.
"Tujuan saya adalah membantu tim melakukan tujuannya. Saya minta maaf tidak bisa membantu rekan-rekan di tim. Tapi, saya akan kembali secepat mungkin dan berharap bisa memberikan sesuatu," ujarnya.
"Selama hampir tiga bulan sulit rasanya untuk keluar dari masalah cedera ini. Tapi, saya senang sekarang bisa berjalan lagi dan ini adalah pekan yang istimewa bagi kami karena menghadapi partai derbi. Kami akan berusaha memenangi permainan ini," lanjut striker Italia keturunan Mesir itu. (ggintersport)

Honda Pulih Untuk Laga Derbi

Foto : Corriere Dello Sport

Milano, Honda teratur bermain dalam kelompok. setelah pulih dari cedera Inzaghi memanggilnya untuk bermain dalam derbi Della Madonina melawan Intermilan: Pria asal Jepang cedera sedari dari awal bulan, ketika ia bermain pada pertandingan melawan Palermo setelah benturan dalam pelatihan. Untuk Hak, kembali dari tempat latihan. Pada akhir ruang duduk untuk bermain dan fokus pada penguasaan bola.

Kehadiran Honda diharapkan jadi tambahan pada posisi penyerangan Milan, setidaknya pertandingan Derbi ini jadi sebuah asa untuk menapaki tangga eropa musim depan yang tertinggal 7 poin dari Fiorentina. 

Pulihnya Honda dari cedera menjadi kabar mengembirakan, mengingat Honda pada awal musim menjadi pemain penting buat tim besutan Pippo ini. 

Liga Champion : Bayern Munich Runtuh DiKandang Porto

Gambar : Corriere Dello Sport

Liga Champions, Porto 3-1 Bayern: Jerman runtuh, super QuaresmaNell ' quarterfinal, leg pertama stadio Do Dragao, mengejutkan Portugis menghancurkan kapal Jerman dengan Quaresma ganda dan tujuan dari Jackson Martinez: kembali Selasa berikutnya di Jerman

FOTO surga-Bayern Munich 3-1: Roma, Apakah Anda melihat Jackson Martinez?
© REUTERSOPORTO (Portugal) - berdasarkan prediksi setelah menggambar, Porto - Bayern Munich ini adalah satu-satunya tantangan tanpa sejarah atau hampir ini Perempat-Final Liga Champions. Sebaliknya stadio Do Dragao Portugis menghancurkan kapal Jerman, salah satu favorit untuk kemenangan akhir, menjatuhkan noughts dan melintasi dalam petang ajaib. 3-1 ada tanda tangan ganda Valdes, "perbedaan" pasar Inter dan Jackson Martinez, banyak mimpi tim Serie a. terus hidup dengan harapan jaringan Bavaria Thiago Alcantara. Perbandingan antara dua orang teman teknisi, Pep Guardiola dan Lopetegui Post, menang yang paling terkenal dan titrated.

Liga CHAMPIONS, PORTO-BAYERN MUNICH 3-1: Berita, Laporan Pertandingan dan Statistik

BAYERN-darurat absensi benar-benar mengubah wajah Bayern: hilang, hanya untuk menyebutkan yang paling penting nama, pemain seperti Robben, Ribery, Schweinsteiger, Alaba dan Benatia. Saya lebih suka tidak untuk mengeluh karena merah muda yang tak terbatas membuat kurang rumit seni mendapatkan. Jadi dalam 4-3-3 dikerahkan untuk Do Dragao, Milan dapat masih mengandalkan pada Trident Goetze-Lewandowski-Mueller. Alih-alih situasi yang kurang kritis terhadap infirmary pelabuhan. Pelatih Lopetegui harus menyerah Tello dan Adrian Lopez, tetapi pulih Jackson Martinez di tengah serangan itu setelah lebih dari satu bulan. Danilo, Oliver Torres dan Brahimi, bintang lain di Portugis, berada di lapangan.

MULAI awal CHOC-the Bayern mengerikan, melawan segala rintangan: dalam sepuluh menit pertama pelabuhan menandai bahkan dua tujuan. Dalam kedua kasus, menimbang kesalahan Xabi Alonso sebelum Dante dan kemudian. Setelah dua menit, do gelandang Spanyol Anda meniup bola oleh Martinez, yang melemparkan seperti kemarahan untuk Neuer Kiper: keluar, putus asa, lawan, hukuman adalah kurang dan ada juga merah, tetapi wasit Machy Velasco ekstrak hanya kuning, antara Portugis protes. Pada disket pergi Valdes, Porto, simbol orang yang membuat kesalahan tidak. Bayern meluncur masih dalam ' 10. Dante, dari manusia terakhir, Miss kontrol mudah, mencoba untuk memperbaikinya dengan menekan bola ke rekan yang ada, tetapi mantan Inter penyadapan dan dapat terjadi sebelum Neuer: dengan tembakan tepat penyerang adalah 2-0.

Dekat BAYERN-reaksi ditembak sakit, tapi Bayern tidak pergi ke tikar, tapi bereaksi. Manchester United di samping menguasai permainan, geser bola lebih cepat dan 28' mengambil keuntungan dari gangguan nyata pertama lawan. Adalah suatu salib yang rendah dari Rafinha, meninggalkan hanya oleh Alex Sandro diarahkan Maxi, untuk mengaktifkan Thiago Alcantara untuk mencetak gol pertamanya di juara. Pembalap Spanyol muda, murid dari Manchester, Sabtu lalu adalah kembali pada bidang setelah 378 hari karena cedera lutut yang serius. Yang menyalakan gol akan membuka kembali pertandingan dan emosi: pada akhir semester pertama, Laporan Pertandingan hitungan tiga Amon di Bayern dan dua di Porto. Tim tuan rumah memiliki dua kesempatan sebelum dengan salib berbisa oleh Alex Sandro (salib menghemat dari Neuer bodoh) dan Lucas Leiva header.

KARYA surga-a tujuan tidak hanya untuk Jerman, yang kembali ke bidang dengan tujuan untuk menyamakan tantangan. Pelabuhan baik tetapi tidak untuk menyerah bahkan massa tanah dan tetap dalam menit di mana serangan memiliki kekuatan yang lebih besar. Pep mengambil Goetze, tidak pada yang terbaik, dan insierisce naik, terkuat secara fisik, tapi ini mampu mengubah kecepatan. Kesempatan terbaik adalah tuan rumah. 57' Neuer menyimpan dengan intervensi yang luar biasa di Herrera. Tujuannya adalah di udara dan delapan menit setelah tanda Jackson Martinez pertunjukan fantastis menandai jenis Haven: kesalahan defensif yang lain, kali ini Boateng, dan penyerang dapat menggiring bola keluar kiper dan tendangan kiri dalam jaring kosong. Stadio mengigau Do Dragao. Pada akhirnya, Portugis mengelola cukup dan tidak mengambil risiko apa pun. Selasa depan, Allianz Arena, Bayern akan perlu sebuah perusahaan untuk lulus putaran.

Minggu, 08 Februari 2015

Satu Dari Sedikit Pemain Milan Yang Bermain Dengan Hati


Luca Antonelli yang lahir di Monza, 11 Februari 1987. mengawali karir di Monza dan sebelum akhirnya pindah ke Milan Primavera dan masuk sekuad senior Milan. ketika di Milan Antonelli sempat di pinjamkan ke Bari, Parma hingga akhirnya pindah ke Genoa. di Genoa Antonelli diberi tanggungjawab sebagai kapten tim dan bermain cukup impresif hingga membawa Genoa masuk ke posisi 3 besar di klasmen sementara Serie-A pada paruh musim pertama. 

Berkat kecermelangannya ketika bermain di Genoa, Ac Milan kembali tertarik pada mantan pemain yang pernah dibesarkannya ini, hingga pada  transfer tengah musim ini Antonelli resmi pindah ke Ac Milan dari genoa dengan bertukar posisi dengan Armero. 

Pemain yang bermain dengan hati

Antonelli sebenarnya pernah bermain untuk Milan pada tahun 2006-2008, hanya bermain sekali di Milan dia sempat dipinjamkan ke Bari (2007-2008), Parma (2008) dan kemudian dibeli permanen oleh Parma hingga akhirnya pada tahun 2011 di beli oleh Genoa. Antonelli juga punya 2 caps bersama Timnas Italia. 

Antonelli selalu bermain dengan hati, sehingga ketika bermain di Parma dari 2008-2011 Genoa tertarik padanya yang sangat disiplin pada posisinya baik sebagai fullback maupun sesekali menjadi centerback. 

Awal tahun 2015 menjadi titik balik Antonelli kembali ke Milan, tim yang pernah membesarkannya bahkan didebutnya dia mencetak gol ke gawang Juventus, meskipun di akhir pertandingan Milan harus mengakui ketangguhan Juventus yang menang dengan skor 3-1. 

Antonelli merupakan sosok back yang dibutuhkan oleh Milan untuk saat ini, melihat track recordnya selama ini Milan tentu sudah paham betul dengan karakternya, Antonelli bukanlah Antonelli yang dulu Antonelli yang sekarang tentu lebih matang dari pada Antonelli yang dulu bermain untuk Milan bahkan di genoa pun dia sudah dipercaya memimpin rekan-rekannya dengan ban kapten dilengannya. tentu dia siap diberi tanggung jawab untuk mengawal sisi kanan atau pun kiri pertahanan Milan, tim yang selalu dicintainnya sampai saat ini. tentu kepindahannya ke Milan ini menjadi mimpi yang menjadi nyata satu dari sedikit pemain Milan yang bermain dengan hati. 

Banyak eks-pemain Milan yang bermain dengan hati, tetapi manajemen tim kesulitan untuk membawa pulang sebut saja seperti Aubeumeyang eks striker Milan yang kini tampil cantik bersama Dormunt, Antonio Nocerino yang bermain untuk Parma juga mantan pemain Milan yang sangat mencintai Milan bahkan ketika membobol gawang Milan pun dia tidak merayakannya dan sebelum pertandingan dia mengaku tak tega membobol gawang Milan. 

Oleh : Eddya (ACMILIS)

6 Pemain Baru Milan, Sebagai Tonggak untuk mendobrak posisi diklasmen



Milan - Bursa transfer tengah musim Serie A Liga Italia telah resmi ditutup. Klub pengoleksi 18 gelar Scudetto, AC Milan, baru saja mendatangkan enam pemain baru. Pencapaian Rossoneri yang terus menurun dalam tiga tahun terakhir ini mengisyaratkan kalau klub tersebut perlu berbenah.

Salah satu usaha yang ditunjukkan manajemen Milan adalah aktif selama bursa transfer berlangsung. Usai memborong pemain gratis di musim panas, San Siro kedatangan enam pemain baru di Januari ini. Mereka adalah Salvatore Bocchetti, Gabriel Paletta, Luca Antonelli, Suso, Alessio Cerci, dan Mattia Destro.

Apa rekam jejak mereka di klub lamanya? Siapakah yang mampu bersinar di bawah pelatihan Filippo Inzaghi? Liputan6.com telah merangkumnya untuk pembaca.

1. Salvatore Bocchetti

Bocchetti merupakan produk pembinaan usia dini klub Serie B, Ascoli. Namanya bersinar saat bermain di Genoa pada 2008 hingga 2010, sebelum bek tengah 28 tahun itu terbang ke Rusia untuk membela Rubin Kazan.

Karir Bocchetti makin melesat bersama Rubin Kazan dengan mengoleksi 52 penampilan serta sembilan gol. Sayang, pada 2013 sang pemain dijual ke klub raksasa Spartak Moscow. 

Baru 25 kali tampil di Moskow, musim dingin 2015 dirinya dipinjamkan ke Milan. Rossoneri memiliki opsi untuk mempermanenkan mantan pemain U-21 Italia itu di akhir musim.

2. Gabriel Paletta

Paletta menghabiskan sebagian besar karirnya bersama Parma, sejak 2010 hingga Januari 2015. Pemain naturalisasi Italia dari Argentina ini sempat bermain di Liga Premier Inggris selama semusim di Liverpool.

Namun, dengan hanya tiga kali tampil di klub Merseyside tersebut, ia kembali ke tanah kelahirannya dengan membela Boca Junior selama tiga tahun hingga 2010.

Pada musim panas 2010, laman resmi Parma mengumumkan mereka telah mengakuisisi bek tengah ini dari Boca. Namanya melejit di klub berjuluk I Gialloblù itu dengan membukukan 123 penampilan. Puncaknya, Paletta dipanggil pelatih Cesare Prandelli ke Piala Dunia 2014 di Brasil. Pada 1 Februari lalu, Milan membeli Paletta seharga 2,5 juta euro dengan kontrak 3,5 tahun.

3. Luca Antonelli

Antonelli adalah putra dari eks-striker Milan Roberto Antonelli, yang memperkuat Rossoneri pada 1977 hingga 1982. Dia juga tak asing dengan klub barunya itu karena merupakan produk pembinaan usia muda klub yang bermain selama tiga musim, sejak 2004 hingga 2007.

Antonelli sempat debut bersama tim senior Milan pada 2006 melawan Brescia di Coppa Italia dan Udinese di Serie A, namun sejak saat itu tak pernah dipanggil pelatih Carlo Ancelotti lagi.

Sebagian besar karir Antonelli dihabiskan bersama Genoa, sejak 2011 hingga Januari 2015. Bersama Genoa, pria berusia 27 tahun itu tampil sebanyak 97 kali dengan mengoleksi 7 gol.

Milan mengontraknya pada Februari 2015 dengan durasi kontrak 3,5 tahun dan mahar sebesar 4,5 juta euro.



4. Suso

Pemain ini bernama lengkap Jesús Joaquín Fernández Sáenz de la Torre. Suso datang ke Milan lebih ceoat dari yang diperkirakan karena sebenarnya klub ingin menunggu kontrak sang pemain habis bersama Liverpool di akhir musim ini.

Suso datang ke Milan dengan biaya transfer 1,3 juta euro dan diikat hingga akhir Juni 2019. Karirnya tak begitu cemerlang di Liverpool sejak tiba di Inggris ketika masih berusia 16 tahun.

Karena sulit menembus tim senior The Reds, ia sempat dipinjamkan ke Almeria, klub tanah kelahirannya, Spanyol selama semusim sejak 2013. Pada Januari 2015, gelandang serang ini mencoba peruntungan di Italia bersama Milan.

5. Alessio Cerci

Cerci datang ke Milan dari Atletico Madrid dengan status pemain pinjaman, dengan kesepakatan striker Rossoneri Fernando Torres menjadi bagian dari pertukaran pemain.

Pemain berusia 27 tahun itu mengalami pasang surut penampilan sejak debut bersama tim senior AS Roma pada 2003. Giallorossi meminjamkan Cerci ke tiga klub Italia seperti Brescia, Pisa, dan Atalanta, hingga ahirnya dijual ke Fiorentina di 2010.

Karirnya justru melejit usai bergabung keTorino dua musim kemudian. Cerci yang berposisi sebagai winger, mengoleksi 21 gol dari 71 penampilan bersama Il Toro.

Sayang, dijualnya Cerci ke Atletico menjadi blunder untuk karirnya karena pemain internasional Italia tersebut jarang dimainkan oleh pelatih Diego Simeone. Hingga setengah musim, ia belum juga mencetak gol, dan pada 5 Januari Milan membawa pulang sang pemain ke Italia.

6. Mattia Destro

Destro baru saja datang dari AS Roma ke Milan dengan status pemain pinjaman. Jebolan akademi Inter Milan itu pernah memperkuat Genoa dan Siena sebelum akhirnya berlabuh ke Roma pada 2012.

Di klub Ibukota, Destro tampil sebanyak 52 kali serta mencetak 23 gol di semua ajang. Kurangnya waktu bermain reguler di bawah pelatih Rudi Garcia membuat sang pemain memutuskan hengkang dari Roma.

Pada 30 Januari lalu, pemain yang berposisi sebagai striker ini meneken kontrak setengah musim bersama Milan hingga 30 Juni 2015. Rossoneri memiliki hak mempermanenkan Destro di akhir musim.



ViralGen Referral Shopping

Survey Berhadiah




Sponsor

ACMILIS by - Eddyaisme - 2015 - LowKerAkurat